Sering kita dengar akronim guru dari kata “digugu” dan “ditiru”. Filosofi ini menjadikan peran guru tidak hanya melulu melakukan transfer ilmu tetapi juga melaksanakan transfer karakter. Lebih jauh lagi, guru menjadi kreator masa depan, penanaman idealisme, inspirasi, juga motivasi bagi anak didiknya.
Peran guru menjadi teladan serta panutan tentu tidak sebatas tenaga pengajar yang hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja karena saat ini Google mungkin bisa lebih “hebat” dalam memberikan informasi kepada siswa. Lebih dari itu, peran guru sebagai pendidik harus mampu menginspirasi anak didiknya. Selain itu, guru dapat memberi dampak positif dan menjadi role model sebagai insan yang berkarakter. Apabila semua itu bisa dilakukan guru, maka sosok ini tidak bisa tergantikan dengan teknologi se-keren apapun.
Pertanyaannya, apa yang mesti kita lakukan agar mampu menjadi suri tauladan serta panutan bagi anak didik pada masa depan? Salah satu alternatif yang mungkin bisa menjadi jawaban yakni menjadi sosok guru hebat yang literat. Adapun maksud “literat” di sini bukan hanya sebatas suka membaca dan menulis melainkan senantiasa mempertajam pemikiran (pembelajar sepanjang hayat) serta memperhalus perasaan (mengasah soft skills).
Bertemali dengan hal di atas, guru hebat yang literat tidak “alergi” dengan segala sesuatu yang berbau teknologi. Sosok guru ini justru merasa tertantang untuk memadukan teknologi dalam proses pembelajaran. Semisal, memandu anak didik memanfaatkan teknologi secara cerdas dan bijak, mempergunakan gawai untuk memperkaya informasi mengenai materi yang dibahas di kelas, atau mengeksplorasi ide-ide pembelajaran menggunakan teknologi digital yang berkembang saat ini.
Menjadi guru hebat yang literat menuntut kita menjadi sosok yang kreatif; memiliki ghirah pembelajar sepanjang hayat, merancang pembelajaran lebih menarik dan adaptif dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran tidak hanya menimbulkan minat belajar bagi siswa tetapi sekaligus juga sebagai sarana mereka untuk melek teknologi agar bisa memenangkan tantangan zaman.
Leave a comment